Pages

Friday, October 1, 2010

I'm still a normally teenager

Aku adalah remaja biasa yang kini mulai belajar pada tingkat High School semuanya dapat berubah tentang prestasi, pendidikan dan pola pikir yang semakin berkembang.. dan tak terkeculi pencarian jati diri..

aku pun memilki kecemburuan yang sama.. aku ingin mendapatkn kasih sayang dan perhatian dari orang yang aku harapkan.. walaupun untuk saat ini itu tak mungkin... aku bukanlah wanita yang tegar dan dapat terus melangkah kedepan tanpa menengok ke sekitarku.. aku ingin sama seperti yang lain.. menjalani sebuah pertemanan yang mungkin akan lebih dari sekedar teman.. tapi itu tak boleh.. ya, aku tau itu memang belum saatnya.. dan aku harus menunggu sampai titik dimana ikatan itu begitu kuat...

semua itu hanyalah tipuan semata tapi bagaimana aku bisa bertahan??? bagaimana aku dapat mempertahankan posisiku saat ini, perasaan cemburu itu terkadang muncul... cemburu kenapa aku tak seberuntung mereka... dan kini tak ada lagi charger yanng siap untuk menngisi kelemahan imanku... dan tak ada lagi pondasi yang mengukuhkan pendirianku, tak ada lagi penyangga yang membuatku tetap pada aku yang seperti ini... aku ingin menemukan charger, pondasi dan penyanggaku, tapi sulit rasanya, aku harus mengarungi suatu batas yang aku hindari karena ketakutan dan kecemasanku... padahal aku ingin melanjutkan pencarian itu.. pencarian yang membuatku meneteskan air mata karena kerapuhan imanku hingga aku sempat berfikir untuk menuruni lembah terlarang seperti yang lain...

aku selalu berharap dapat mengarungi kecemasanku itu dengan sebuah rakit yang mengantarkanku menuju pencarian jati diriku sebagai fitrah yang membuat hatiku terbuka... sebuah tempat dimana aku jauh dari semua kegandrungan pada keraguanku... dan aku akan kembali dengan kekokohan pendirian yang aku punya...

tapi bagaimana jika aku tak mampu mempertahankannya?? aku telah memilih jalan yang salah sebelum rakitku bertepi pada tujuanku...

seperti dua mata pisau, aku memandang aku pun ingin merasakan mencintai dan dicintai tapi disisi lain itu tak ada gunanya, membuat habis waktu dan energi...

***********

Saturday, September 4, 2010

Ingin ku akhiri rasa sesalku..

Bulan ke empat dari tahun 2010, tepatnya hari senin pada pekan pertama dibulan itu adalah hari yang ku rasa begitu berat. Berat bukan dengan beban fisik yang aku tanggung tetapi karena aku tak sepenuhnya sadar akan impian yang telah aku lepas. Aku menghela nafas sejenak seolah ingin mengurangi seikit rasa itu. Tetapi begitu sulit, hingga untuk tersenyum pun rasanya sulit sekali. Aku begitu melupakan hari yang indah dan cerah itu karena semuanya seolah kelam dan mendung di langit-langit hatiku...

Aku tidak sepenuhnya yakin dengan keputusanku, namun hari ini adalah batas tegas dimana aku tak dapat menyelami ambisiku lebih jauh. Ambisi yang telah aku persiapkan beberapa bulan sebelumnya, Ambisi yang selalu aku bayangkan dimana pun aku berada, ambisi yang membuatku bercanda dengan celotehan tentang apa yang benar -benar aku harapkan. Hingga ambisi itu berubah menjadi sebuah imajinasi yang begitu nyata untukku, mengajakku berada pada ruangan dengan penuh keistimewaan, teman yang istimewa dan waktu yang istimewa. dan aku bertekad akan membuat ruangan itu penuh dengan kehangatan dan rangkaian mimpi - mimpi yang akan aku capai sebagai langkah selanjutnya.

Ambisi yang akan kupersembahkan sebagai keistimewaan bagi ibundaku tercinta, yang sangat mengharapkanku untuk mewujudkan ambisi itu. Setiap hari aku lalui dengan penuh semangat dengan rasa yang menggebu-gebu untuk menggapai hari itu. Setiap hari kutanamkan tekadku kuat - kuat sekali agar aku dapat menggenggamnya. aku lebih agresif terhadap apapun, sehingga saat aku menuai hasil yang kurang baik, aku segera menuntut diriku tanpa belas kasihan...

Namun hari ini seharusnya hari puncak tantanganku, dan awal dari perjalanan ambisiku. Tapi apa yang terjadi pada hari ini????? aku tidak bersama mereka yang ada pada setiap khayalanku yang berapi-api. Penantian yang sekian lama aku tunggu tapi kini aku lepas karena ketakutanku akan.....

Akh aku tak mengerti apa yang terjadi dengan ku.. aku pergi pada orang - orang yang kuanggap bijak untuk mendengarkan pandangan mereka, namun satu hal yang aku mengerti semua terserah padaku. aku .. aku sendiri yang harus memutuskan. aku memutuskan untuk berdiskusi dengan keluargku, tetapi mereka tak mengerti apa maksudku, menyerahkan keputusan padaku namun mereka membuatku bingung untuk memilih.. sementara bagaimana dengan kondisi kelurgaku nantinya... saat - saat aku memasuki ambisiku sedangkan disini bagaimana??? pikiran aneh mersuki otakku...

Satu hal lagi yang mmbuat semuanya terasa sulit, yaitu faktor X. Kalau saja tak ada faktor X tentu saja semua terasa begitu simple dan mudah bagiku.. tapi faktor X itu yang membuatku seolah bertanggung jawab akan apapun yang terjadi nantinya. Apapun pilihan yang akan aku tempuh, tapi aku merasa sendiri untuk menghadapinya. Aku takut dan cemas jika aku gagal menjalaninya.

Akhirnya kuputuskan dengan ketawakalan yang aku punya, akan kulepas ambisku yang terlalu banyak menuntutku itu dan akan kujemput impian dan harapan baruku. Akan kutekadkan jika aku akan melakuakan semua yang terbaik pada setiap pilihanku. Dan life must go on . Diantara sebagian orang yang ku mintai pertimbangan dari mereka hanya dia yang sedikit mengiburku dan aku mencoba untuk kembali ceria dan bersenandung dengan hal-hal yang sebetulnya diluar dugaanku. Aku akan menelusuri rencana B ku... rencana untuk menghiburku dan mengalihan ambisiku...

Tapi pada hari itu ada rasa sesal yang terselip dalam benakku, hari itu adalah garis keras untuk mengucapkan selamat jalan ambisiku!!!

Mulai kuingat-ingat kembali percakapan batinku dan pikiranku, andai saja aku adalah pahlawan heroik yang banyak diceritakan pada novel yang bersih keras mempertahankan ambisinya. Andai saja aku bisa sedikit keras kepla dengan menendang jauh-jauh rasa cemas dan ketakutanku... Tidak !!!! ambisi itu bukan akhr dari tujuanku, tapi aku masih dapat berdiri tegak dan bersiap untuk kembali berlari mengejar mimpiku yang lain..

semua belum terlambat bagiku, akan kurangkai kisahku sindah pelangi yng datang seusai hujan...

hanya untukmu ibuku yang sangat aku sayangi...

[Altafunnisa]

Thursday, September 2, 2010

Benci dan Cinta

Memang benar cinta itu sangat dekat dengan benci. Jangan pernah mencintai atau membenci sesuatu secara brlebihan kecuali mencintai dengan sepenuh hati Rabb kita dan membenci segala kemungkaran. Karena benci dan cinta sesuatu yang sangat berdampingan. Benci dan cinta bukan sesuatu yang dapat menutup mata kita tentang kebenaran yang sungguhnya. Kesalahan bahkan kekeliruan yang berasal dari sesuatu yang kita cintai harus tetap kita hindari dan kebaikan yang ada pada sesuatu yang kita benci tetap harus kita teladani...

karena sesuatu yang baik bagi kita belum tentu baik dalam pandangan Allah SWT begitu juga sebaliknya...

Maka ketawakalan terhadap Illahi adalah penyerahan segenap diri terhadap kehendak dan KuasaNya. terutama saat kita telah membulatkan tekad terhadap sesuatu.

****

Membenci dan mencintai sesuatu terkecuali yang tadi sama-sama menguras pikiran dan emosi. Bedanya mencintai dilandasi dengan rasa senang dan nyaman saat menjalaninya, penuh dengan kelapangan namun terkadang iiringi dengan ketakutan dan kecemasan--jika dia yang kita cintai akan pergi meninggalkan kita. Mencintai hanya mengingat saat - saat pertemuan namun melupakan jika disetiap perteman akan ada perpisahan.

Tapi membenci adalah sesuatu yang sangat menyesakkan, tuntutan dari setiap ambisi yang tidak dapat terpenuhi. Kebencian akan membutakan kita akan suatu kebaikan dan hanya mengotori pikiran kita.

Lepaskan semua rasa benci dan biarkan ketenangan akan menjernihkan hati dan pikiran kita menuju sebuah kebijaksanaan...


Sunday, August 15, 2010

Ketika Impian Berbentur Realita..

mengapa kita harus menggantungkan cita - cita setinggi langit? bukankah langit itu bergitu tinggi dan luas? mengapa tidak kita gantungkan saja pada langit-langit kamar? bukankah itu lebih mudah kita raih???? tanya seorang gadis kecil pada kakaknya ketika ia mulai ragu dengan semua impiannya.

Gadis kecil itu kini mulai beranjak dewasa, terdapat saat - saat dimana semangat dan ambisinya mulai meluluh. Dia mulai membandingkan list dari impiannya dengan keadaan realita yang ada di hadapannya. Bermimpi terlalu tinggi akan melambungkan bayangannya berhembus tanpa tujuan, tapi apalagi yang ia punya selain sebuah impian

Ditengah kegundahannya, ia menemukan satu titik terang bahwa impian itu harus tetap dipertahankan Walaupun tidak tahu apa yang akan terjadi, impian itu harus tetap diusahakan karena keadaan tak akan berubah untuk kita, tapi kita yang harus merubah sebuah keadaan menjadi kehendak dan keinginan yang akan kita ingin capai.

Impian itu harus tetap ada dalam langit yang luas dan kita akan menemui puncak tantangan dan mengalahkan semua rintangannya, serta menghadapi keraguan - keraguan itu dengan sebuah tekad, keyakinan serta kematangan strategi dalam bertindak...

Bukan soal besar atau kecilnya impian yang kita miliki namun seberapa besar usaha kita untuk meraihnya, seberapa besar keteguhan kita untuk tetap mempertahankannya, seberapa jauh kita melangkah untuk mengalahkan semua rasa malas dan godaaan yang menyertainya....

Seseorang dikatakan serius adalah ketika ia berhasil mencapai apa yang ia tekuni selama ini. Tak peduli berapa banyak kita akan terjatuh...

semangattt...




Saturday, August 7, 2010

Anak-anak


uhmm, saya sangat menyukai anak-anak, bukan hanya dengan perilaku mereka yang menggemaskan. Tetapi pertumbuhan dan perkembangan anak pada usia-usia pertama yang sangat mengaggumkan. Anak-anak dengan pola pikir dan imjinasinya sendiri membuat satu dunia tersendiri yaitu dunia anak-anak, dimana keceriaan, kebahagian dan tawa ada di dalamnya.

Mereka membutuhkan asupan nutrisi dan perhatian serta kasih sayang dari orang-orang diskelilingnya, terutama atau yang paling utama dari kedua orang tuanya. Tujuannya tentu saja agar pertumbuhan dan perkembangan sang anak dapat optimal baik secara fisik dan psikis.

Memang sih, terkadang sikap dan perilaku anak sering sulit diprediksi, dan itulah salah satu hal yang membuat jengkel orang tuanya. Keinginan yang sulit dipahami saya rasa menjadi faktor penyebabnya, mungkin sebetulnya mereka yaitu anak2 pun tak mengetahui apa yang diinginkannya... huft sangat membingungkan ya..??

Misalnya, pada acara keluarga dimana seluruh anggota keluarga berkumpul disana, sang anak malah rewel, menangis dan semacamnya... padahal itu adalah acara syukuran yang idealnya adalah acara bahagia. Sedangkan orang tua yang sibuk bercengkrama dengan yang lain malah membentak sang anak, tentu saja reaksinya dpt diprediksi.. ya, dia menangis semakin kencang....

setahuku, dari sebuah tayangan televisi yang pernah aku tonton.. saat anak berperilaku gak jelas kayak gitu, para orang tua hanya memberikan penekanan saat berbicara, bahwa ia benar - benar serius memperingatkan anak itu. kemudian turunkan nada bicara dan berikan eyes contact atau tatap anak tersebut. dan finally, beri pengertian agar dia meminta maaf...

entahlah cara itu berhasil atau tidak.. saya belum pernah mencobanya... saya hanya tertarik dengan dunianya.. mungkin suatu hari nanti saya akan merasalannya sendiri, of course as a mother...


Friday, July 30, 2010

Pahami, Hadapi dan Perbaiki

Terkadang sebagai seorang manusia kita merasa bahwa masalah tak henti-hentinya mendera kehidupan kita, bahkan disaat-saat kita mendapatkan apa yang kita inginkan pun muncul masalah yang menyertainya. Seolah tak ada sesuatu yang tanpa masalah sepertinya.

Saya pernah mengalami keadaan terpuruk tersebut, ketika apa yang saya inginkan telah ada pada genggaman. Namun sayangnya ada sesuatu hal yang membuat saya tidak mendapatkan hal itu, karena ego dan ambisi saya agar semua yang terjadi hendaknya seperti apa yang saya harapkan selama ini.

Pada akhirnya saya menyadari bahwa kehidupan ini tidak selalu sejalan dengan harapan saya. Ada banyak faktor X yang dirancang oleh Yang Maha Kuasa agar kita semakin dewasa dan mengerti akan makna kehidupan yang sesungguhnya.

Mungkin Dia ingin memberikan semua yang terbaik bagi kita dan hal itu ternyata tidak cukup baik bagi saya. dan Dia akan menggantinya dengan yang lebih baik jika saya bersungguh - sungguh meraihnya.

Sempat saya berpikir bahwa menjadi orang lain adalah solusi untuk menghadapi masalah saya, orang lain memiliki banyak hal untuk memecahkan masalah tersebut. 

Tapi pada kenyataannya, KITA ADALAH DIRI KITA, bukan dia, mereka, atau siapapun, kita adalah diri kita dengan segala kelebihan dan keterbatasan yang ada. Masalah yang menimpa kita adalah masalah kita yang harus kita PAHAMI, HADAPI DAN PERBAIKI.

Menjadi orang lain pun toh memiliki keterbatasan karena manusia lahir dengan keterbatasan dan mereka pun memiliki masalah masing-masing sebagai rasa universal yang semua orang pasti memilikinya....

so, pahami, hadapi, dan actions untuk memperbaiki.....