Pages

Saturday, November 19, 2016

Persiapan untuk menerima amanah baru.




Ada kelebihan yang baru kusadari tersemat dalam kepribadianku. Saya ahli dalam menghilang, pergi dan hilang kontak. Ntah kebetulan atau tidak ponsel saya hampir selalu berganti setahun atau 1,5 tahun sekali. Tidak, bukan karena saya mengikuti teknologi atau mungkin cukup mampu untuk membeli ponsel keluaran terbaru. Sejujurnya, dalam hidup saya, saya hanya pernah sekali membeli ponsel dengan uang tabungan saya sendiri. Selebihnya? Saya mendapatkan ponsel itu gratis sebagai “warisan keluarga”. Pergantian ponsel itu ntah mengapa menggiring saya untuk berganti nomor kontak juga. Dan? Sudah dipastikan kontak2 yang sebelumnya saya miliki lenyap. Jadilah lubang hitam hitam yang menciptakan jarak antara saya dengan masa lalu—atau orang – orang yang ada di masa lalu saya. Mungkin hanya beberapa orang saja yang masih “terhubung” dengan saya. Namun semakin lama mereka semakin jauh atau mungkin saya yang menjauh. Baik sengaja maupun tidak sengaja.
***

Tuesday, May 10, 2016

Ada apa dengan-ku.



Singkat cerita saya  nonton AADC2. udah tau kan ya. AADC 2 adalah part 2 nya dari AADC yang pertama XD.
Motivasi nonton: yaa penasaran aja, dan rehat dari aktivitas Research And Cekripci.
Rangga si puitis tetaplah menjadi Rangga yang sedemikian setelah 14 tahun lamanya.
Film ini telah me-recall dua hal dalam diri saya, kecintaan terhadap puisi dan sastra yang kedua adalah masa lalu saya. Yang kadang tak tau malu mencuri perhatian dan menyita waktu saya.
Hal yang pertama PUISI. Inilah kutipan puisi yang bikin sebagian besar orang Ba-Per (Bawa Perasaan):

Berikut puisi lengkap berjudul Batas, karya Aan Mansyur.


 Semua perihal diciptakan sebagai batas. Membelah sesuatu dari sesuatu yang lain. Hari ini membatasi besok dan kemarin. Besok batas hari ini dan lusa. Jalan-jalan memisahkan deretan toko dan perpustakaan kota, bilik penjara dan kantor walikota, juga rumahmu dan seluruh tempat di mana pernah ada kita.

Bandara dan udara memisahkan New York dan Jakarta. Resah di dadamu dan rahasia yang menanti di jantung puisi ini dipisah kata-kata. Begitu pula rindu, hamparan laut dalam antara pulang dan seorang petualang yang hilang. Seperti penjahat dan kebaikan dihalang uang dan undang-undang.

Seorang ayah membelah anak dari ibunya—dan sebaliknya. Atau senyummu, dinding di antara aku dan ketidakwarasan. Persis segelas kopi tanpa gula menjauhkan mimpi dari tidur.
Apa kabar hari ini? Lihat, tanda tanya itu, jurang antara kebodohan dan keinginanku memilikimu sekali lagi.

Friday, March 25, 2016

Makna ketauhidan



Manusia itu apa sih? Hanyalah seonggok tulang berbalu daging yang diberi nafas oleh Yang Maha Kuasa dengan kasih dan sayangNya, dirawat dipelihara dan dijagaNya semenjak dititipkan dalam tempat penuh cinta yang dinamakan Rahim. Ya sekarang saya mengerti mengapa dinamakan Rahim? Karena kuasa dan kasih sayangNya, sepercik air mani yang menjijikan tumbuh menjadi embrio rapuh, segumpal darah, segumpal daging dan atas perintahNya, malaikat meniupkan ruh kedalam tubuh bayi tersebut. Dan bergeraklah ia, menendang tumbuh dan besar di dalam kandungan.

Ia lahir kedunia dalam keadaan lemah, karena Rohmat TuhanMu, dijadikanlah orang tuaMu berbelas kasih mengasuhmu dari belaian hingga saat ini. Saat kamu sudah pandai mebolak-balikan perkataan mereka. Ingat orang tua itu Allah yang pilihkan. Entah mereka seorang alim ulama, seorang pemabuk, seorang yahudi, nasrani, hindu, budha. Bayi yang lahir ke duni itu membawa tauhid. Apa yang ia anut selama ini adalah bagaimana orang tuanya mewarnainya sebagaimana mewarnai kanvas yang putih bersih.

Manusia itu tumbuh dari keadaan lemah kemudian kuat kemudian lemah kembali.

“Hai manusia mengapakah kamu lemah? Padahal dahulu kamu adalah sperma terkuat”
  Mungkin begitulah kata2 pengobar semangat saat kata patah dan putus asa. Apa kau yakin kehendakNya itu benar? Tentulah bukan suatu kebetulan kamu ada dan hidup hingga saat ini dunia. TuhanMu menginginkan kau hadir, dan menjadi bagian dari tanda-tanda kekuasaaNya Sang Pemilik Langit dan Bumi.
Tuhanku, apakah Engkau mencintaiku? Mengapa hidupku terasa begitu sempit dan berat?
Qadaralullah wahai Tuhanku, Engkau menciptakan kami dalam keadaan yang selalu berkeluh kesah, apabila Engkau karuniakan hambaMu kebahagiaan dan kenikmatan maka ia berkata “Tuhanku memuliakanku” namun saat Engkau uji dengan musibah dan kekurangan maka ia berkata “Tuhan telah menghinakanku” maka ia pun berbalik mendurhakai TuhanNya. Naudzubillah.

Ada orang yang giat membantu sesamanya, tak segan- segan mengeluarkan uang untuk membantu saudaranya. “Saat ditanya mengapa repot-repot mau membantu orang lain?” ia menjawab “saya sedang mengalami masalah yang berat, saya berharap dengan meringankan masalah orang lain, masalah saya cepat selesai. Doa saya kepada Tuhan dapat dipercepat untuk dikabulkan” Masya Allah, ada orang seperti walaupun dengan rasio 1:1juta. Kisah inspiratif yang saya temukan secara tidak sengaja, saat bermain di timeline FB.

Mungkin saat ini saya sedang berada dalam situasi serupa dengan kisah diatas, saya mengingat apa kesalahan dan dosa saya sehingga terus diuji hehee walaupun ujian saya tidak seberat ujian hambaNya yang lain. Saya masih sehat dan banyak kenikmatan2 lainnya yang Allah berikan sehingga saya masih tenggelam didalam karuniaNya. Saya berusaha lebih peka, saya berusaha dengan apa yang saya bisa untuk menolong kesulitan yang dialami orang lain. Semoga dengan begitu, saya dimudahkan dalam urusan saya. Amiin
Sebuah kutipan mengingatkan saya: sakit kamu hanya bisa disembuhkan dengan orang yang pernah sakit, kecewamu hanya bisa diobati dengan orang yang pernah dikecewakan. Karena mustahil orang dapat menyembuhkan tanpa pernah memahami.