Pages

Monday, August 12, 2013

bertanya?



Raut muka nya nampak gelisah, ia sepertinya memendam sesuatu hal yang ingin segera ia ungkapkan. Dia mulai salah tingkah, cepat mengalihkan pandangan. Jemarinya mengetuk ngetuk meja sebuah kedai baso .Berirama. Kaki - kakinya menghentak pelan, nampak jelas dia sangat gelisah. Perlahan mengalir lembut keringat dingin di dahinya. Ya, dia merasa dingin di saat matahari tepat diatas kepala manusia - manusia yang berlalu lalang di hadapannya. Sebentar - sebentar menggigit bibirnya, dan menoleh ke arah sebuah mini market dimana 5 menit yang lalu pria yang sedang menemaninya makan siang masuk. Pria berkemeja putih dengan corak kotak kecil itu pun keluar, . Nampak sedikit kusut memang, namun tatap charming dimatanya.

'Hay, lama menunggu yaa? saya belikan minuman buat kamu.'
'oh ya terimakasih,' dia mulai kehilangan nafsu makan, sesekali dia mengadukan sendok dan garpu yang digenggam kedua tangannya. Atau menggelindingkan baso - baso kecil dan mengangkat sayur - sayur itu dan memperhatikannya dengan seksama.

'kamu baik- baik saja?' tanya pria itu, tatkala menyadari wanita yang disampingnya bertingkah aneh.
Ia menggelengkan kepala dan berkata 'aku baik - baik saja' dia tak sadar gerakan tubuh dan ucapannya sungguh tidak singkron
Pria itu tersenyum kecil 'hmm, kamu lucu yaa, kalo lagi error. Hahaha, ayo cerita ada apa?' Pria itu menatapnya dengan penuh kesungguhan. Tersenyum dengan alis yang mengankat sedikit, sangat berwibawa mirip guru privat.

gadis itu tersenyum, wajahnya mulai berseri. Satu awan mendung, mulai menyingkir dari wajahnya. Dia tak kuasa lagi membendung pertanyaan ini.
'bolehkah saya bertanya?' si gadis memulai pembicaraan.
Suasana makin tegang.
Selang 15 detik pria itu menjawab 'iya? tentu saja? apa yang ingin kamu tanyakan?' berusaha lembut agar si gadis mau mengurai benang benang dipikirannya.
'menurut kamu saya itu manusia bukan sih?' dia bertanya dengan penuh keseriusan, dan kecemasan. Sekaligus polos. Cukup polos untuk statusnya sebagai mahasiswa.

Pria itu menahan tawa sekuat tenag, menarik nafas panjang. berharap letupan letupan kekonyolan ini akan berakhir. Dia menata hati, menata wajah, menata ekspresi dan kemudian menata kata.
'Fiuuhh..' wibawanya beserta kharisma nya sebagai guru privat kembali.
Pria itu mengamati gadis di sampingnya tertunduk, merah padam, mungkin dia sedang mengutuki dirinya telah bertanya hal bodoh seperti itu. dia semakin menggenggam erat sendok dan garpu. Tak berani mengarah pandangan pada pria yang beru ia kenal 3 hari yang lalu. Tak berani sedikit pun. Dia hanya berharap akan keluar dari rasa kekacauan yang tidak mengenakan ini. Satu hal yang dia pertahankan. Aku tak mau menangis. Cukup ini saja hal memalukannya.

'kenapa kamu bertanya seperti itu?' suara lembut pria menggergaji semua suasana tidak mengenakan ini.
Si gadis kembali normal, mencukupkan keanehan ini.
'yaah terkadang saya berfikir seperti itu, kau taulah setiap orang punya sisi pikirannya yang aneh. hahaha jangan dipikirkan tentu saja secara morfologis dan fisiologis saya adalah manusia'
'syukurlah jika kamu telah meyakini nya. Jangan merasa berbeda, kamu dan mereka sama sama manusia. Yang membedakan hanyalah upaya untuk memanusiakan kehidupannya. Menjadi manusia hebat bukan berarti memiliki kemampuan super bukan.? Manusia hebat adalah yang mampu bersinar bagi manusia manusia lainnya. So, bersinarlah!'
'iyaa iyaa serius amat bung! hahaa'

Suasana mencair.
*end*




No comments:

Post a Comment

Your comment please....